Aku Bermimpi

Aku bermimpi
Pergi ke tempat jauh
Tempat yang selalu ingin kusinggahi,
Bersamamu

Tiba kita pada tujuan
Tempat terkabulnya banyak harapan
Tempat ingin disertai tangis
Tempat merapuh dalam bahagia

Ingin terkabul walau sesaat
Walau itu cuma di mimpi
Jangan bangunkan walau sesaat
Biarku lelap dengan mimpiku

Jakarta 26 November 2011

Menangislah Hati

Menangislah hati
Pada tatanan sedih yang di ridhoi
Luka pada asa yang tergores
Oleh ikhtiar tak sampai
Saat takdir telah di beri

Menangislah hati
Hanya menangis jangan meratap
Pada duka atau suka
Tiap tetesmu akan berarti
Kelak tercatat sebagai kisah

Menangislah hati
Untuk nanti,
Untuk tadi,
Untuk harapan,
Bahkan untuk kematian

Jakarta, 26 November 2011

Rindu

Aku terbang jauh
Sangat jauh
Lupa aku dimana asal
Tempat terakhir kaki melandas

Rentang sayap kian lebar
Kian tinggi diatas asa
Bilakah ku remas semua
Cerita lalu, tempat riuh tangis kanak kanak ku

Aku rindu nur ilahi
Tempat bermandi menghapus peluh
Tempat aku kelak berdiri
Kekal bersama waktu

Jakarta, 4 Des 1997

Rabbi Untukku

Ya rabbi berat aku memilih
Antara semua cara
Tempat hati dipertautkan “Nya”
Dalam asa indah bersama fitrah

“Nur” yang kau beri
Terlalu baik untukku
Ataukah kau bimbing aku
Tidak dengan caraku

Aku suka fitrah ini
Yang membuat aku tahu
Akan hargaku di mata umat Mu

Tak ada harta yang lebih indah
Tempat fitrah ini mengiringiku
Bersama semua cara
Yang kau cobakan untukku

Jakarta, 7 Des 1997

Biru

Tuailah kasih, benih cintamu
Yang sengaja kusebar habis
Takut aku terusik lagi
Pinanglah aku, dengan kasihmu

Akar terakhir dari kasihmu
Terawat dalam
Meninggalkan kesan
Membuat aku mengharu biru

Tertunduk lemas
Menangis puas
Aku “biru” di dekapmu

Jakarta, 7 Des 1997

Belajarlah pada hati

Jangan tangisi yang dipilih
Semua takdir sudah di beri
Tak bercerai caci dan puji
Pada hidup yang memilih

Tak ada ampas dari sesal
Tak ada api dari pujian
Sakit menghadang tak di pungkiri
Senang yang datang kelak di beri

Saat hati tak bergeming
Pada jalan tak berujung
Hati kecil jadi pelita
Untuk menunjuk arah yang sahih

Jakarta, 21 November 2011

Karena aku hanya menyembah Mu

Tuhan ku,
Kurebahkan akal dan ingkarku
Akan kuasa dunia di tanganku
Saat aku menyembah Mu

Sering aku di caci
Cuma karena kupatuhi laranganMu
Dan makian selalu kudengar
Hanya karena ku tolak yang tak halal untukku

Tuhan ku,
Aku di titik nadir
Saat memohon pada Mu
Pada tangis dalam doaku

Saat dosa itu ter citra di benak
Aku terpaku,
Kusadari aku hanya manusia
Karena itu, aku hanya menyembah Mu.

Jakarta, 18 November 2011

Dalam kesederhanaanmu

Karena caramu, cintaku luruh
Bertahun di genggammu
Dengan sederhana kau pelihara
Dengan lembut kau pupuk

Kau selalu menyapa
Dengan cara yang sama
Sederhana, dan itu membuatku terjaga
Dan buai rasa pada segala harap

Bilakah luruhnya waktu pada hidupku
Bisa terbaik untukmu ?
Ku harap kan yang terbaik untukmu
Karena aku tak bisa sesederhana kamu.

Jakarta 18 November 2011