Kamu

Kamu bentuk lampau dari hatiku
Yang mengeras dalam kasih
Dan menua dalam sayang

Kamu, jiwa penakluk dari tuhan
Yang mengalahkan keperkasaan ego
Yang menamparnya menjadi cinta

Kamu, yang kusanjung di hati
Yang kusayang di pikiran
Yang kucinta di perbuatan

Kamu, yang menggenggam hatiku
Jangan lukai dengan apapun
Karena untukmu hanya itu yang ada.

Jakarta, 29 Juni 2011

Purnama

Jelang pulang
Keringat menetes pertanda lelah
Dari kening, pipi sampai ke hati
Indah malam saat purnama menghapusnya
Aku bahagia bersamamu malam

Liar jalan, ringkik kereta menggila
Binal pembalap kota
Tak hadirkan takut dihati
Yang dinaungi purnama malam
Saat bahagia di hati bernyanyi

Yakin masa akan berulang
Yakin bahagia akan datang
Bakar cinta ke titik didihnya
Bakar semangat jadi bara
Sampai harapan kita jadi nyata

Purnama
Lumuri malam dengan cahaya
Hilangkan hitam disekitarnya
Didik aku sepertimu
Kan menerangi hati orang-orang yang sangat kucintai

Jakarta 17 juni 2011

Elegi Pagi

Kalau saja aku bisa hadir
Disaat kau ingin ke bintang
Hadiah tuhan bagi sepasang hati
Yang kasmaran sepanjang hari
Aku akan menuntunmu, meniti tangga ke bintang

Seandainya aku disana
Selepas meraih bintang
Kan ku kecup matamu
Kan kuraih hatimu sekali lagi

Andai kita bersama sekarang
Kan kubisiki, bait bait puisi cinta
Kan kugambarkan, biorama kita
Saat melayang bersama, menggapai bintang

Untuk kamu
Pagi ini kurindu bintang
Yang hadir bersama indahmu
Yang kita raih dengan cinta

Jakarta 16 Juni 2011

Iman

Kalau cinta harus liar
Mengapa dunia malah sepi
Mengapa kosong meraja lela
Mengapa bisikannyapun tak terdengar?

Kalau cinta harus putih
Mengapa wajah-wajah kosong terus ada
Wajah-wajah duka yang mencari pembenaran
Dari pilihan yang salah.

Kalau cinta hanya sepasang
Mengapa Kau isi hati
Banyak manusia dengan harapan,
Tentang bias semu, kebahagiaan dalam perselingkuhan

Kalau memang yang Kau wajibkan
Ada dan tersurat
Aku yang salah!
Bertanya tanpa menjaga hati
Aku yang bebal!
Belum sampai akal, sudah meroboh Iman
Dan Engkau maha benar,
Ku sadar, Iman ada di balik akal.

Palembang 6 juni 2011

Senja di Bandara

Kulihat semua jadi kelabu
Dari balik kaca, tembus keluar
Melapisi aku dan senja
Temaram menjelang malam

Meniti anak tangga
Titik dingin tertinggal di tiap langkah
Meninggalkan rasa haru
Lewat waktu kepadamu

Kian dekat kepergian
Kian dingin rasaku
Kian menggigil rasa rindu
Kian terasa aku butuh kamu

Semakin di sekat aku kesenja
Semakin lirih semangatku
Semakin didih rasa kosongku
Menanak rindu menjadi satu

Palembang, 6 Juni 2011

Teruntuk Kamu

Waktu yang pendek
Dalam hidupku
Untuk menyatakan cinta
Pada barisan asa dalam kata

Titik harapan, dulu sempat gosong
Dalam panasnya gejolak muda
Yang tak perduli kita
Yang dibarai arang keegoanku

Jika sempat dulu aku sadar
Ingin kuperbaiki semua caraku
Dalam mencintaimu
Dalam memiliki hatimu

Dalam potongan-potongan bingkai hidupku
Kadang ada tercitra, kilas balik
Tentang sikap yang harus kuperbaiki
Untukmu,
Untuk harapan
Dan untuk kita.

Palembang, 6 Juni 2011

Tiga Jiwa

Tiga jiwa yang tengah tumbuh
Berharap kasih dari matanya
Berharap sayang lewat mulutnya
Berharap hangat lewat rangkuhnya

Malam bergulir mendekati pagi
Tiga jiwa lelap di buai mimpi
Dijaga doa siang dan malam
Diasuh hati bunda tersayang

Terang pagi sampai di bumi
Bangunkan mereka dengan belaian
Untuk ber dendang bersama hari
Basah berpeluh di gelak petang

Palembang, 4 Juni 2011

Kerja

Aku akan bekerja,
Ke tempat sumpah serapah
Tempat halalnya dosa
Dimana rezeki haram melimpah

Aku akan berkeringat,
Menjemput rezeki kita
Kan kubawa ke pangkuanmu
Dengan bahagia

Aku berangkat sekarang
Doakan dengan segera
Hanya halal yang terbawa
Dari mula awalnya

Aku titip anak kita
Jagalah dengan cinta
Didiklah mematuhi norma
Dan buatlah aku bangga

Kelak nanti ku rindu
Kirimi aku dengan doa
Sapa hatiku lewat mimpimu
Bisiki aku indah dirimu

 
Palembang, 4 Juni 2011

Takdir

Tuhan memberi kita dunia
Dengan Hamburan rezeki diatasnya
Mengapa berebut,
Mengapa merebut,
Masih sisa banyak untuk kita

Banyak peradaban musnah
Oleh polah serakah kita
Tak tahukah kita, 
Kitab kitab suci telah banyak bercerita
Serakah itu menghalangi takdir baik

Puji dan caci tak bercerai,
Hanya rezeki halal yang mencegah
Puji dan caci yang menimpa

Malam ini kutikam tamakku
Dengan keris doa dan ketulusan
Kuminta ke Tuhan
Jangan jahanamkan aku, kita dan dunia
Hanya karena tamak segelintir kita.

Palembang, 2 Mei 2011