Untuk Anakku II

Bila tlah usai masa kanak mu
Jadilah raja, yang mengatur hamba
Dengan cinta dan perintah
Dengan Seraya sambil memaksa

Bila tlah usai bermainmu
Rapikanlah keduniaanmu
Buang semua sampah menyemak
Yang menghalang keperkasaanmu

Bila tlah lalu semua masa
Pupuk asa dan kuasa
Dengan doa kepada Allah
Dan sembah kepada bunda

Bila tlah tiba waktu ayahmu
Kafani aku dengan sayangmu
Kuburkan aku dengan cintamu
Tanami makamku dengan doamu

Palembang 30 Mei 2011

Rayuan Cinta

Marahlah,
Kau punya hak dari cintamu
Murkalah,
Lebih pun tak menghilangkan pesona

Cemberutlah,
Biar lekuk muka menambah cinta
Menangislah,
Bulir air itu kelak bercerita

Cercalah,
Kepak kolibripun kalah indah
Senyumlah,
Bila semua sudah..

Palembang 28 Mei 2011

Rayuan Cinta II

Aku dibius bisa cintamu
Yang binal kala kita muda
Saat rasa menggila, ceraikan logika
Luluhkan hati, birukan asa

Gigih mimpi merasuki hari
Tak tidurpun, kadang bermimpi
Jari tuhan memaksa hati
Untuk membagi hari denganmu

Kupinang kamu dengan ucapan
Kupetik kamu dengan ikatan
Saat doa sudah dipanjatkan
Sampai nanti akan terpatri

Akhiri mimpi, hati terikat
Oleh bahagia dan doa panjang
Terus berjalan membelah fana
Sampai akhir napas di dada.

Palembang, 29 Mei 2011

Rayuan Cinta

Marahlah,
Kau punya hak dari cintamu
Murkalah,
Lebih pun tak menghilangkan pesona

Cemberutlah,
Biar lekuk muka menambah cinta
Menangislah,
Bulir air itu kelak bercerita

Cercalah,
Kepak kolibripun kalah indah
Senyumlah,
Bila semua sudah..

Palembang 28 Mei 2011

Waktu dan Aku

Deru lari waktu, kutunggangi dengan semangat
Tinggalkan nestapa, sisa cerita
Diatas putih awan harapan
Mengarah ke saujana cita

Bumbung ditiup angin, 
Kadang melayang mendekati tumbang
Waktu tak mau ditarik pelan 
Terus menderu dengan dengusnya

Tuk raih cita, tangan menggapai
Walaupun jauh tetap kugapai
Tak sampai tangan, tetap menggapai
Asal jangan aku terjungkal

Jauh berkurang, dekat ditambah
Walau tersisa sekat antara
Cuma kosong takan menghalang
Asal semangat tetap membara

Sisa tenaga cuma di doa
Berharap Tuhan memberi ridha
Dengan kuasaNya ku dorong waktu
Tuk lebih cepat dari harapku

Palembang, 28 Mei 2011

Anak kita dari tuhan

Ahamdulilah,
Pagi yang tenang, dengan sisa bulan semalam
Di tempat yang selalu sama
Kulihat anak kita
Lelap dalam buaian

Cantik,
Terima kasih untuk semua,
Hati yang kau tabur di kami

Anak kita,
Bentuk cinta Tuhan ke hambanya
Yang membuat ku percaya adanya cinta

Jakarta Mei 2011

Potret Diri

20 tahun yang lalu
Aku bisu, tuli dan kaku
Tak perduli dan angkuh
Terus meminta tanpa memberi

10 Tahun yang lalu
Tetap angkuh dan puas diri
Hingga azab mengajari diri
Sampai memohon untuk bisa berdiri

Sekarang
Belum puas dan mandiri
Masih meminta dan membohongi diri
Dan angkuh yang tak mau pergi

Nanti
Kumohon pada Mu belai aku dengan kasih Mu
Agar aku mampu berdiri
Mengikuti Mu dengan peduli

Amin

Jakarta 25 Mei 2011

Bapak

Tak banyak canda, hanya bertanya
Tak banyak pamrih, terus memberi

Dipanggil saat aku belum membalasmu
Kuingat kau tetap seperti itu
Tempat kuletakan hormat sebagai anak

Aku di bentukmu,
Dari darah dan dagingmu
Dari keringat dan doa mu
Dari khilaf ku yang tak mematuhimu

Aku rindu
Aku minta maaf
Ikhlaskan aku, tetap seperti doa mu

Jakarta 25 Mei 2011

Doa rezeki

Tuhanku,
Rezeki Mu melebihi pintaku
Yang tak bisa kuingat lagi banyaknya

Tuhanku,
Tetap kuminta lagi
Rezeki untuk anak-anakku
Walau kami sudah mati

Tuhanku,
Tetap kutambah pintaku
Dengan rezeki istriku,
Dari hormat anakku
Walau ku sudah mati

Tuhanku,
Rezeki terus kau tambah
Walau aku sering menunda
Hal baik yang harus nya segera

Tuhanku,
Jangan buat lidahku kelu
Untuk meminta lagi dan lagi
Karena aku hambamu

Jakarta 25 Mei 2011