Semangat

Pagi beku,
Jakarta kuyub, disiram hujan
Geliat pagi yang tak jadi

Pekik muadzin di hening hari,
Pahala pagi yang dia dapat
Mendepak mata, menjadi sadar

Malas beringsut,
Menoreh doa di sisi hari
Harus di mulai, walau sendiri

Sudah alpa, pemalas pula
Minta dicinta, malas berdoa
Ampuni hamba ya Allah

Sigapnya hari yang tak terhenti
Tak akan mundur walau sejengkal
Kalau lalai, hamba terjungkal.

(Semangat, hidup itu semangat !)
Jakarta 25 Mei 2011

Saujana

Luas tanpa batas
Kesan dingin di torehkan
Dari langit ke perasaan

Tenggelamkan surya
Dinginkan hari tanpa duka
Paksa jiwa meninggalkan raga

Bulir pagi kau angkat
Tiup embun dari daun
Tanam harapan ke asa kita

Dua sisi yang kau tampakan
Buat aku belajar banyak
Akankah aku seperti kamu

Kau fana sepanjang masa
Tak perduli rasa kau terus ada
Kau buat Ilahi tampak nyata

Jakarta 25 Mei 2011

Ode IV

Aku disini sendiri,
Berharap mendengar desah nafasmu
Dalam sepi malam,
Saat bisik anginpun terdengar
Meski samar.

Aku disini sendiri,
Berharap melihatmu
Dalam kelam ruang kamar
Yang bayangkupun tampak samar

Aku disini sendiri,
menahan rasa
Yang menghilang,
Sedikit Demi sedikit
Oleh sembilu sepi, yang kena di ulu hati
Tempat semaian sayang

Kau Pohon cinta, tempat bersemai putik cinta.
Kau pelabuhan hati, tempat ku bersandar saat letih
Kau mimpi indah yang Telah jadi
Kau genggaman tuhan, pada hatiku.

Jakarta, 26 mei 2011

Ode II

Bunga hati,
Tiap kali hujan berderu datang
Bagai genderang,
Rima rindu, yang diingatkan

Riuh rentak tarian angin
Meniup tetes demi tetes
Kena aku dinginnya
Buatku terdiam ingat kamu

Kian gigil hati ini
Biar kukibas, terus mendingin
Buatku kelu untuk berpikir
Tersisa rindu terbungkus beku

Jakarta harusnya panas
Mengapa trus menjadi dingin
Aku galau atau ku gila
Oleh rindu sepanjang hari

Jakarta 25 Mei 2011

Ode II

Bunga hati,
Tiap kali hujan berderu datang
Bagai genderang,
Rima rindu, yang diingatkan

Riuh rentak tarian angin
Meniup tetes demi tetes
Kena aku dinginnya
Buatku terdiam ingat kamu

Kian gigil hati ini
Biar kukibas, terus mendingin
Buatku kelu untuk berpikir
Tersisa rindu terbungkus beku

Jakarta harusnya panas
Mengapa trus menjadi dingin
Aku galau atau ku gila
Oleh rindu sepanjang hari

Jakarta 25 Mei 2011

Ode I

Sayang, ku tabur benih di rahimmu
Dari putik cinta yang kita raih
Di semua malam dengan birahi

Sayang, kau pupuk mereka dengan kasih
Kau biarkan diri mendekati mati
Demi putik cinta yang telah jadi

Sayang, aku rindu kamu malam ini
Dengan hati merintih perih
Oleh rindu yang tak henti…

Jakarta 25 Mei 2011

Ode III

Cium aku sekarang
Dengan gelepar ingin yang tertahan
Seperti angin meniup hujan
Meliuk liar dan tersengal

Peluk Aku sekarang
Usir dingin kita dengan api cinta
Birahi ingin yang tertunda
Oleh jarak dan waktu yang ada

Siram aku sekarang
Dengan cintamu yang tertahan
Sampai kita tersedak
Dengan gelegak didihnya cinta

Puasi aku sekarang
Dengan hatimu yang kupegang
Takkan kulepas itu dari apapun
Sampai napas kita hilang

Jakarta 25 Mei 2011